kupas news
Mahasiswa KKN Tematik UNUHA Kelompok 11 ikut melestarikan Seni Budaya dengan memeriahkan Kegiatan Paguyuban Seni Reog Ponorogo Singo Jaya di desa Bangun Rejo Kecamatan Belitang II. Selasa (2/8/2022)
Kadimun salah satu tokoh yang mendirikan seni reog di desa bangun rejo menjelaskan desa Bangun Rejo memiliki seni reog Ponorogo yang sudah berjalan 10 tahunan dan sudah mulai berkembang. Seni Reog sendiri diberi nama singo jaya ,yang mana terdiri dari pembarong, jatil, warok, bujang gak anom, prabu klono suandono, alat alat gamelan , dan jumlah pemain terdapat kurang leih 30 orang pemain.
“Seni reog merupakan sebuah seni yang memiliki kepala berupa hewan singa dan di tambah dengan bulu merak sebagai hiasan tambahan. Didalam permainan seni reog di mainkan oleh 1 pemain, berat reog yaitu -+ 23-30 kg bahkan beragam bentuk dan hiasan bisa menambah beratnya. Seni reog sendiri berasal dari jawa timur.di dalam memainkan seni reog ini terdiri dari kostum para penari, singa barong dan topeng bujang ganong” ungkapnya
Kadimun Menceritakan Reog ponorogo merupakan seni warisan turun temurun leluhur bangsa Indonesia yang mana berasal dari kota ponorogo. Awal mulanya adanya seni reog ponorogo berawal dari raja kelana suwandana yang ingin melamar putri kedir. Nama putri tersebut yakni putri songgo langit yang memiliki nama lengkap Dewi Ragil Kuning. Dikarenakan sang putri memberikan sebuah syarat untuk orang yang ingin menikahinya dengan membuat karya seni yang lain dari yang sudah ada dan yang belom ada, maka yang raja kelana mulai mengumpulkan syarat syarat tersebut yakni memukul gendang alat alat untuk music gamelan serta kuda kembar berjumlah 140 kuda, tak sampai di situ yang menginginkan dewi songgo langit yakni singo barong maka singo barong ingin mengacau dan ingin mencuri hasil syarat syarat yang sudah di kumpulkan oleh raja kelana,hal tersebut ternyata di dengar oleh sang raja maka sang raja mengumpulkan pasukan untuk menyerang raja singo Barong, dikarenakan sang raja yakni singo barong memiliki sebuah merak yang selalu mengambil kutu yang ada di kepalanya maka raja kelana memiliki pemikiran bahwa hewan berkepala dua menjadi satu yakni raja singo barong tersebut sebagai pelengkap syarat dari permintaan sang dewi,setelah kerajaan singo barong kalah maka raja singo barong di tangkap dan di jadikan pelengkap syarat sang dewi ,sehingga raja kalana dan dewi songgo langit menikah.
“Di Desa bangun rejo setiap malam minggu dilaksanakan latihan untuk mengulas kelenturan kekompakan dan kebersamaan dalam memainkan seni Reog Ponorogo” terangnya
Seni reog ponorogo singo jaya dari desa Bangun Rejo sendiri sudah di kenal di berbagai daerah seni reog singo jaya sudah biasa di tanggap untuk memeriahkan acara perayaan desa dalam bentuk khitanan, lahiran bayi, bahkan sampai pernikahan. seni reog singo jaya pernah di tanggap untuk memeriahkan acara penyambutan Gubenur pada saat perayaan di taman KONI martapura.
(Red)