kupas.news
Filosopi Kehidupan Masyarakat Desa Khususnya Petani Kian Banyak di Gemari Kaum Muda di OKU Timur, Yaitu Menabung dalam Bentuk Hewan Ternak atau yg sering di Sebut ROJO KOYO, Khususnya Sapi dan Kambing.
Kebiasaan setelah Zhuhur untuk memanfaatkan Rerumputan dan Dedaunan yang Kalau di Biarkan akan menjadi Limbah yg Kurang Bermanfaat Bahkan akan Mengganggu Pertumbuhan Tanam Prioritas Usaha Seperti Duku, Durian, Jeruk, Pepaya serta Tanaman Palawija. Selain itu Petani Muda ini telah menanam Rumput/Odot yg Kualitas Baik seperti Rumput Gajah dan Sejenisnya untuk membantu Susah mencari Pakan Ternak tersebut Karena Banyaknya Pemakaian Racun pembasmi Rumput, Sehingga berbahaya kalau termakan Hewan Ternaknya.
Haris Effendi Sang Lajang Warga Dusun I (Blok Yai Muslim) Desa Banu Mas Kecamatan Buay Pemuka Peliung Kab OKU Timur adalah satu Penggiat atau Penganut Filosopi ROJO KOYO, Beliau Memulai usaha Di Bidang Sapi Baru 2 Tahun Lalu yang Semula punya 2 Ekor indukan 1 Jenis indukan PO Kulit Tebal Tipe Mojopahitan dan 1 Jenis Limosin Blasteran Brangus ( warna Hitam Digul).
“alhamdulilah Baru di IB di 2 Minggu terakhir Ini, dan Sekarang alhamdulilah Sudah Bertambah Menjadi 3 Ekor Sapi selama 2 Tahun” ungkap Haris Penuh syukur
Saya lebih tertarik Di budidaya karena Lebih Efektif dalam Pemberian Pakannya,dan Lebih Menguntungkan .mengapa Saya katakan Lebih Menguntungkan Karena menjual Bakalan untuk Di Bok (Dibesarkan Kembali) lebih Mudah ketimbang Kita Menjual sapi Yanh siap dikonsumsi atau Disembelih (Daging/Korban).
Di desa saya Juga Ada Yg Melakukan Penggemukan Sapi yg tak kalah Menarik Dan Beromset cukup Fantastis,di mulai Dari Beli Bakalan Harga 15jt-17Jt perekor Ketika Akan dijual bisa mencapai 25jt-30jt/ekornya itu biasanya di pelihara selama 7 Bulanan, bisa dikalkulasikan Dalam Satu bulan si penggemuk Sapi Bisa Untuk 1Juta/2Juta tergantung jenis Bakalan yg di pelihara.
“Budidaya atau Penggemukan Sapi Sama-sama Menguntungkan untuk Menunjang kebutuhan Daging” jelasnya
Sementara H.Leo Budi Rachmadi, SE selaku Penggiat Agribisnis Provinsi Sumsel mengatakan Hal ini merupakan pertanda yg Baik unt Kemajuan Perekonomian Provinsi Sumsel, dengan Terobosan dan Kegigihan Pemuda unt mau menjadi Petani, apalagi telah menjalankan Filosopi Hidup seperti Rojo Koyo sebagai warisan Leluhur untuk menjadi Acuan Kehidupan Kita Bersama.
“Harus ada Perubahan Mindset Agar Pelaku Usaha di Bidang Pertanian ini Bisa Maju dan Berkembang” tegasnya Minggu (19/6/2022)
H. Leo menambahkan Supaya lebih Profesional dan Berorientasi Bisnis, Pelaku usaha ini harus mengambil Kaplingan, Apakah Budidaya yg produknya Jual Beli Anak diatas usia 6 Bulan atau Pembesaran dari umur 6 Bulan Sampai 18 Bulan (Bakalan Penggemukan atau Babon) atau Dari Bakalan menjadi Penggemukan serta Pelaku juga Mempunyai Hubungan yang terjaga dengan Jaringan Pemasaran serta Pihak Perbankan atau memanfaatkan CSR BUMN atau Dunia Usaha Lainnya.
“Dengan Hal ini Petani Muda Sumsel bisa cepat Maju dan Berkembang Pesat, Saya Hakkul Yakin Adek 2 Bisa untuk Menopang PROV Sumsel sebagai Lumbung Pangan Nasional, Khususnya Daging Sapi” pungkasnya
(Red)